Minggu, 08 Desember 2013

Browse Manual » Wiring » » » » Puisi Puisi Ruspandi Jauhari

Puisi Puisi Ruspandi Jauhari

Kumpulan Puisi Ruspandi Jauhari


AKU SUDAH MATI
Oleh: Ruspandi Jauhari (Paendi,AnjalD Puga)

Ini wajah penuh darah
Tarluka terhimpun amarah
Mudah mendidih karena letupan pelor
Senyumku pun tergadaikan
Sedu-sedan tersia

Kini wajah tersisa kerangka
Tumbuh selaksa pohon tanpa buah
Sebuah nama tertulis di setiap sudut dinding
Tubuh tegak ialah bangkai jalang

Jangan
Jangan menjejak di langkahmu
Biarlah saja menjadi potret
Bagi wajah yang belum kusut

Aku sudah mati
Dan tak perlu hidup lagi

2007



ANJAL D PUGA
Oleh: Ruspandi Jauhari (Paendi,Anjal D Puga)

Aku ini burung terbang
Tinggi bersama arah angin pergi
Dari sangkarnya terasing

Sayap kepakkan patah di udara
Kaki lelah berpijak setapak
Tubuh tersungkur air mata debu
Terebah berselimut langit

Dimana aku
Titik jernih penyejuk hati
Aku pada siapa
Meniup layar anak di dada

Duh angin….
Pada asinnya pulau garam pujuk keramat
Sampaikan salam katakanlah
“kerrong ongghu de’ madhure’

Esok atau lusa
Wajah ini tiada nampak jua
Tak perlu kau
Merindu bayang bayang suram

Bila waktu masih ingin
Mari kita berjabat
Tak usah saling menatap
Kalau ada hasrat
Sampai jumpa


2009



MASIH PANTASKAH?
Oleh: Ruspandi Jauhari (Paendi,Anjal D Puga)

Pada tiap hari perjalananku
Hanya sela-sela kesibukan dunia
Hangga nanar binar mataku
Selalu tertuju pada k ajaiban angka
Yang tak pernah mati dalam otakku

Saat maghrib tiba,aku datang terlambat
Sampai isya’ memanggil,kuterlelap lelah
Di subuhku,terbangun sekedar menggubah mimpi
Adzan dluhur,sibuk tak tertunda
Kala senja di perjalanan
Asyar hilang terbilang waktu

Tuhan
Aku tak sempat mengucap kalimat tasbihMu
Tak ada waktu bertahmid kepadaMu
Dan lupa memuji kebesaranMu
Apalagi melantunka firmanMu

Masih pantaskah kuberharap ridlaMu
Bila telah kutinggalkan perintahMu
Adakah pintu maap untukku
Biala dosa menngunung di pundakku?

Setidaknya,tunjukkan jalan untukku
Untuk menuju taubat nashuha


2007



YANG BERTONGKAT Oleh: Ruspandi Jauhari (Paendi,Anajal D Puga)

Nanti malam,datanglah engkau kerumah
Aku punya hidangan istimewa
Kalau perlu,makanlah sampai puas
Sambil menunggu terbit fajar

Didepan rumah ada tong sampah
Simpanlah botol di tanganmu
Agar tidak memenuhi ruangan
Karena bukan Cuma kau yang datang

Nanti malam,datanglah engkau kerumah
Bawalah tongkatmu,aku ingin melihat
Sebab mulusnya yang kau pegang
Dapat menegak bungkuk dadamu

Dadepan pintu jangan lupa mengetuk
Agar semua tamu tidak serentak kaget
Masaklah,pilih hidangan yang kau mau
Biar perutmu tidak lapar keroncongan

Kau yang bertongkat
Pulanglah,itu rumahku
Pada waktunya tersenyumlah
Aku lupakan hutangmu itu



KAU Oleh: Ruspandi Jauhari (Paendi,AnjalD Puga)

Perahuku berlayar tanpa nahkoda
Sayang waktuku membubur
Nuansa pagi mengemban kisah
Darah hijau mengalir sejarah

Kau
Tak perlu sesekali terjatuh
Kalau belum tua di pohon
Jangan berteriak pada angin depan
Bila rotan belum kokoh mengakar

Kutitipkan darah ini
Kobarkan penuh di dada
Bakar telinga genggam eratlah

Kumau diriku
Jangan beranting di pohonmu jua
Biarlah cukup sampai di zamanku


2007



LEWAT KACAMATA TUHAN Oleh: Ruspandi Jauhari (Paendi,Anjal D Puga)

Lewat kacamata tuhan
Bacalah abjad tak berharkat
Terangkanlah gundah pada dada

Simpan rasa yang menggigit hati
Tuangkan seluruh pada yang dingin
Naungkan atap padfa derasnya
Karena hujan yang memabukkan
Dan cepatlah bunuh letupan beracun
Sebelum virus sampai mendaging

Mereka bukan cacing atau lintah
Haluan seluas jagad
Yang kurang bekal dalam senyumnya

Ialah intan pertama
Menghias leher si rupawan
Layaknya bintang pada langit biru

Kita yang selalu hilang akal akal waras
Cuma memangku harkat dan martabat
Tak merangkul yang merangkak jua

Jangan pandang sebelah yang keri
Jangan telantarkan anak trotoar
Atau pada yang congkak jatuh lumpuh
Luangkan sapa selembut sutera

Dan terhadap yang paling hina
Ejalah lewat kacamata tuhan


BAGAIMANA KABARMU Oleh: Ruspandi Jauhari (Paendi,Anjal D Puga)

Setetes hitam pun tak pernah
Kau cairkan pada putih
Tentang kabarmu jua
Jauh telah kau lupakan tanah mama
Kampung halaman mama

Jika bukan selain kau
Siapa yang patut mendengar
Jeritan sepilu-pilunya
Siapa pantas mengulur senyum
Pada polos murung itu

Bagaimana kabarmu?
Atau hatimu telah membatu
Tak lagi berurusan pada kasih sayang
Malah sengaja kau cubit
Tepat di hati bekas luka
Lalu kau rampas cinta kasih
Lewat gemerlapnya negeri pujaan

Berdua kita pecahkan
Sinar bundar bulan purnama
Pada malam indahnya bernuansa
Dalam remang hening ranjang istana

Berdua kita tancapkan
Sebutir benih kasih mesra
Pada suburnya kebun cinta
Dalam luas ladang milik kita

Sembilan bulan telah tertata elok
Berdua kita menuai
Bibit unggul pujaan hati
Dalam sempitnya ruang bedah
Hembusan terahir hela napasmu
Mampu rela kau pertaruhkan

Jerit mencering itu
Adalah senyum milik kita
Kuusap keringat di keningmu

Kapan kau npulang
Melihat sawah dan ladang
Yang sekian lama membengkak
Sebab telingamu iri berburu
Tandus dan tak layak garap 2009
MEILA Oleh: Ruspandi Jauhari (Paendi,Anjal D Puga)

Setangkai bunga
Di kebun onak surga
Wanginya semerbak
Ayu mengubur desa
Tak terjamah tangan nakal

Kalau bukan cibiran tulang rusuk yang hilang
Tentu sisa darah dari akar yang lalu
Meski tak jadi ia pernah
Akan semi di taman hati

Jangan bunuh senyummu
Aku takut
Siapa yang memelukku nanti

Izinkan kucoba tertusuk duri
Dengan hangat peluk bidadari

2007



PERPISAHAN KITA Oleh: Ruspandi Jauhari (Paendi,Anjal D Puga)

Tak pernah kumau terjadi
Berahir sampai disini
Hanya taqdir menuntun
Hilangnya senyum kita

Kutahu eluh yang menghujani
Gersangnya kemerahan pipimu
Tapi takkan mampu bertahan
Menahan indahnya rayu mesra

Bukankah pepatah telah berkata
Dalam temu ada pisah
Sadarlah kita Cuma manusia

Bukan Cuma kau
Tak kecuali juga aku
Serupa tangismu itu



2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar